Jakarta, (Metrobali.com)-

Sebagai bentuk perhatian terhadap tenaga medis yang menangani pandemi Covid-19, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melaksanakan gerakan kepedulian dengan memberikan bantuan ke empat rumah sakit di wilayah Bogor, yakni RSUD Kota Bogor, RSUD Ciawi, RSUD Cibinong, dan RS Prikasih.

Distribusi bantuan dilakukan secara simbolis oleh Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, kepada masing-masing perwakilan rumah sakit di Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Kota Bogor, Jumat (3/4/2020). Paket bantuan yang disalurkan terdiri dari makanan, minuman, vitamin serta alat pelindung diri (APD).

Menurut Fadjry Djufry, beberapa alat pelindung diri yang diserahkan merupakan produk hasil inovasi Balitbangtan, seperti disinfektan, hand sanitizer, dan hand soap yang mampu membunuh beberapa jenis virus corona.

“Kita sudah menghasilkan disinfektan dan hand sanitizer yang telah diuji di laboratorium dan menunjukkan 99,9 persen anti virus corona, tapi bukan Covid-19 melainkan virus corona yang lebih ganas lagi,” jelas Fadjry.

Lebih lanjut Fadjry menyebutkan, Balitbangtan telah memproduksi disinfektan dan hand sanitizer sebanyak 17 ribu liter dan siap dibagikan ke pihak-pihak yang membutuhkan. “Mudah-mudahan ini menjadi kontribusi kita untuk menekan penyebaran Covid-19,” imbuhnya.

Perwakilan RSUD Kota Bogor mengaku senang atas perhatian yang diberikan Balitbangtan kepada para tenaga medis. Bantuan ini pun dinilai sangat membantu karena pihak rumah sakit pun mulai kesulitan untuk mendapatkan berbagai jenis APD di pasaran.

“Tentu kami ucapkan terima kasih kepada Balitbangtan atas perhatian dan atensi yang cukup baik kepada RSUD Kota Bogor,” ujar Plt Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Kota Bogor, Akhmad Yani Suryana.

Sebelumnya, Balitbangtan juga menyediakan alhokol dari produk pertanian untuk membuat hand sanitizer, disinfektan, dan sabun cair antiseptik untuk dibagikan kepada pegawai dan masyarakat di sekitar kantor.

Salah satu alkohol yang bisa digunakan yaitu bioetanol. Bahan baku untuk pembuatan bioetanol adalah sumber gula, sumber pati dan sumber serat (lignoselulosa). Molases tebu merupakan produk samping dari industri gula yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber gula.

Ketersediaan molases tebu yang berlimpah berpeluang untuk mendatangkan keuntungan pada biokonversi menjadi etanol. Molases ini memiliki kadar gula yang sangat tinggi, yaitu lebih dari 50%. (AB/ Balitbangtan)