Denpasar (Metrobali.com) –

 

Banyaknya pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19 memunculkan gagasan mencari jalan keluar pengobatan dengan memanfaatkan bahan tradisional warisan leluhur, seperti arak Bali yang setelah diolah berkhasiat sebagai terapi percepatan pemulihan pasien.

Melalui penelitian Profesor Gelgel yang juga staf ahli Gubernur Bali, akhirnya dihasilkan inovasi bahan tradisional dengan terapi aroma yang berbahan arak Bali.

Temuan itu juga memiliki landasan dari pustaka lontar peninggalan leluhur. Ada salah satu petikan dari lontar yakni usada, memanfaatkan arak Bali minuman beralkohol, dipergunakan untuk meringankan gejala-gejala infeksi, virus pernafasan pada jaman itu.

“Hal itulah yang menginisiasi Prof. Gelgel, untuk menggali potensi arak Bali lebih dalam di bidang kesehatan,” ujar Apoteker Hendra Darmawan dari Usada Barak ditemui, Sabtu (17/10/2020).

Akhirnya Prof. Gelgel memformulasikan ramuan usada barak. Ramuan ini memang telah menggunakan arak namun bukan sembarang arak karena sudah distandarisasi untuk tujuan terapi, bukan arak yang beredar di pasaran. Kemudian arak ini dikombinasikan dengan dua kandungan lainnya.

Pihaknya mengklaim ramuan herbal ini bisa melegakan pernafasan, meningkatkan asupan oksigen sehingga bisa meningkatkan imunitas tubuh.

Sebagai pembuktian empiris, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Provinsi Bali, terapi ini digunakan sebagai terapi sportif tambahan. Mereka yang tengah menjalani isolasi di balai-balai kesehatan atau fasilitas kesehatan karantina, melakukan terapi aroma arak ini.

“Hasilnya cukup memuaskan setelah diberikan terapi uap arak ini, pada hari ketiga pasien OTG, tanpa gejala, sudah memberikan hasil negatif. Sehingga klaim kami, bukan sebagai obat Covid-19, namun bisa mempercepat masa penyembuhan pasien-pasien OTG,” demikian Hendra. (hd)