Fraz Malik, pemilik AR RAHIM Carpet Center
Kuta (Metrobali.com)-
Karpet bukan barang baru di bisnis properti. Namun, gerai karpet yang dijual di AR RAHIM Carpet Center Jalan Tengah Kuta No. 422 A, Kuta ini memang agak berbeda. Hampir semua barang barang yang disajikan itu berasal dari luar negeri yakni tepatnya di Negara Negara Timur Tengah, di mana asal mula karpet itu berkembang.
Ternyata harga harga karpet yang dipajang di gerai karpet ini hingga mencapai Rp 5 miliar. Selain dikerjakan dengan tangan hingga mencapai waktu 5 tahunan, karpet bernilai fantastis itu juga memiliki kualitas, corak, dan gambar yang berbeda dibandingkan karpet pada umumnya.
Karpet-karpet buatan tangan tangan terampil ini bisa dijumpai di AR RAHIM Carpet Center yang beralamat Jalan Legian Tengah Nomer 422 A Kuta, Bali.
“Karpet yang kami miliki semua hand made (buatan tangan), pengerjaannya paling cepat satu bulan hingga 5 tahun, tergantung motif dan ukurannya,” ucap Fraz Malik, pemilik AR RAHIM Carpet Center kepada Metrobali.com saat jumpa pers di Kuta, Selasa (28/4).
Fraz mengungkapkan, jenis karpet yang dimiliki  jumlahnya mencapai hingga 2 ribu corak dan jenis yang berbeda. Ia mengaku Pulau Bali adalah cabang usahanya yang ke-20 setelah beberapa kota lainnya di Tanah Air.
“Jenis karpet yang kami miliki beda-beda dan tidak ada yang sama karena hand made. Bali cabang ke 20 di Indonesia setelah Jakarta, Bandung (Jabar), Lampung, Makasar, Kalimantan, Samarinda dan kota lainnya. Di Legian ini baru berdiri sejak 2 tahun lalu,” ungkapnya.
Pria asal negeri Pakistan itu menuturkan karpet yang milikinya sebagian besar dari Timur Tengah seperti Pakistan, Afganistan, Kasmir, Turki, sebagian dari India dan China.
“Pertama kali kita buka di Iran sudah puluhan tahun. Ini usaha keluarga turun temurun. Motif hand made paling mahal dari Iran, motif dan bahannya dari katun, wol atau bulu domba, bulu sapi, dan sutra,” tuturnya.
Fraz mengakui karpet untuk lantai, hiasan dinding dan sajadah yang dijualnya paling murah seharga 1 juta rupiah ukuran 1 x 1 meter bahannya dari wol. Ada juga harga puluhan juta hingga ratusan juta, bahkan sampai 5 miliar juga kita miliki. Karpet yang kami miliki paling besar mencapai ukuran 4 meter x 6 meter.
“Karpet motif sutra qum yang kami miliki harganya mencapai 100 juta, bahannya dari sutra. Pengerjaan 1 hingga 2 tahun, tergantung ukuran dan kerumitannya, ukurannya 120 cm x 2 meter,” akunya.
Dengan keunikan dan kualitasnya yang menawan, tak heran jika sebagian besar wisatawan mancanegara berminat memiliki karpet yang dikoleksinya.
“Penggemar paling banyak dari wisatawan Australia, Cina, Jepang dan negara lainnya. Wisatawan domestik paling banyak yang berminat dari Jakarta dan kota besar lainnya. Sementara turia yang tinggal di Legian, Kuta, Canggu, Ubud, Denpasar juga banyak yang berminat. Dan yang paling banyak dibeli karpet jenis wol,” jelasnya.
Karpet koleksinya, sambung Fraz, biasanya lebih banyak dipergunakan untuk hiasan di hotel mewah, vila, rumah pribadi. Ia mengaku setiap tahun peminat karpet yang dikoleksinya di Bali meningkat 40 persen.
“Karpet kita kualitasnya sangat kuat hingga sampai ratusan tahun, warnanya tidak luntur. Dari jutaan karpet yang kita miliki memiliki corak dan motif yang berbeda dan tidak ada yg sama. Agar pecinta karpet tidak penasaran, nanti kita launching pada 11-17 Mei 2015 di Beachwalk Kuta,” pungkasnya. SUT-MB