Probolinggo (Metrobali.com)-

Aparat kepolisian yang dibantu personel dari TNI mulai bisa mengendalikan situasi akibat bentrokan massa dengan polisi terkait pilkada setenpat di sekitar Kelurahan Mayangan, Kota Probolinggo.

“Sekitar pukul 00.30 WIB, Sabtu dinihari, polisi sudah dapat mengendalikan situasi di lokasi kejadian,” ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono ketika dikonfirmasi Antara per telepon, Sabtu dinihari.

Awi yang ketika dikonfirmasi sedang mendampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono dalam perjalanan dari Surabaya menuju ke lokasi kejadian di Probolinggo menegaskan bahwa konsentrasi puluhan massa sudah ada di depan Kantor Kelurahan Mayangan sejak Jumat (30/8) siang, tempat penghitungan manual hasil Pilkada Kota Probolinggo.

Saat itu, aparat tidak memperbolehkan massa untuk masuk ke balai desa/kelurahan. Semakin lama, konsentrasi massa semakin bertambah. Sekitar pukul 21.30 WIB, massa mulai melakukan lemparan-lemparan kecil.

“Lama-kelamaan massa semakin beringas dan membuat aparat kepolisian turun untuk mengamankan lokasi,” katanya.

Akhirnya, enam SSK aparat gabungan pun dikerahkan, yakni empat SSK dari Polri dan dua SSK lainnya dari Polri.

Namun, situasi bukannya semakin tenang, melainkan massa yang jumlahnya mencapai ratusan itu semakin marah. Dua mobil dirusak, yakni milik Binmas Polresta Probolinggo yang dibakar dan mobil milik KPU setempat digulingkan.

Bahkan, Kapolresta Probolinggo AKBP Tulus Ikhlas yang turun langsung menenangkan massa terpaksa dirawat di rumah sakit karena mengalami luka robek akibat lemparan.

“Kapolresta harus menerima jahitan karena luka robek di bagian telinga akibat lemparan batu oleh massa,” kata Awi.

Polisi juga mengamankan seorang warga yang diduga menjadi provokator. Pria yang belum diketahui identitasnya tersebut saat ini juga sedang menjalani perawatan karena mengalami luka ringan.

Pihaknya juga akan melakukan penyelidikan untuk memastikan informasi tentang terbukanya segel di kotak suara.

Sebelumnya dilaporkan bahwa suasana Kota Probolinggo Jumat malam mencekam akibat bentrokan yang terjadi antara massa dengan polisi karena menuntut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di kota setempat diulang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA, bentrokan terjadi akibat massa merasa tidak puas dengan hasil Pilkada Kota Probolinggo karena menilai ada dugaan kecurangan.

Semula, massa mendengar adanya dugaan kotak suara yang tidak disegel saat melakukan penghitungan di tingkat PPS, tepatnya di depan kantor Kelurahan Mayangan.

Ketika akan diamankan dan dievakuasi polisi, massa menghalang-halangi hingga terjadi bentrokan. Polisi terpaksa mengeluarkan gas air mata untuk menghalau, namun massa semakin beringas dan tak terkendali. AN-MB