Musrenbang di Kuta

 Denpasar (Metrobali.com)-

Akselerasi penanganan kasus HIV/AIDS menjadi fokus pembahasan dalam Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional (Musrenbangreg) Jawa Bali yang berlangsung di Hotel Mercure Bali Harverstland Kuta yang dibuka secara resmi, Rabu ( 5/11 ). Kegiatan yang berlangsung hingga Sabtu ( 8/11 ) mendatang diikuti tujuh provinsi yaitu Bali, DKI Jakarta, DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan Jawa Timur.

Sekda Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun dalam sambutan yang dibacakan Asisten Administrasi Umum I Made Santha,SE,MSi mengungkapkan sejumlah latar belakang kenapa penanganan dan pencegahan penyakit HIV/AIDS menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan kali ini. Sebagai pusat perekonomian nasional, kawasan Jawa-Bali memang mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam ketersediaan sarana prasarana serta SDM yang berkualitas. Sebaliknya, kawasan ini juga menghadapi tantangan yang makin kompleks. Salah satu ancaman yang belakangan kian mengkhawatirkan adalah penyebaran kasus HIV/AIDS di tujuh wilayah tersebut. Data statistik per

Juni 2014 , kasus secara nasional yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan berjumlah 142.950 HIV dan 55.623 positif AIDS. Dari angka tersebut, tujuh provinsi Jawa-Bali masuk 13 besar dalam jumlah penderita HIV/AIDS. Yang lebih mengkhawatirkan, kasus pada umur 20-29 tahun menempati peringkat teratas yaitu sebanyak 18.287. Kondisi tersebut memerlukan langkah yang lebih kongkrit dalam mengakselerasi penangulangan serta menekan laju penularan penyakit yang hingga kini belum dapat disembuhkan tersebut.

Lebih dari itu, upaya untuk mengurangi kesakitan dan kematian serta meningkatkan kualitas hidup para ODHA juga perlu mendapat perhatian dalam perencanaan pembangunan. Mengingat kompleksnya dampat yang ditimbulkan, Sekda menilai isu ini sangat strategis dibahas dalam pertemuan ini. “Saya berharap melalui pertemuan ini para peserta dapat mulai memikirkan, mengembangkan dan memasukkan dalam rencana kerja serta menyuarakan aksi yang lebih kongkrit dalam pengendalian HIV/AIDS, khususnya di kawasan Jawa-Bali,” urainya. Menurutnya, strategi dan rencana aksi yang terpadu dengan mengembangkan kerjasama antar daerah dengan memanfaatkan sumber daya bersama akan lebih efektif dalam penanganan kasus ini. Lebih dari itu, forum ini juga doharapkan menjadi ajang untuk menkomunikasikan serta menjalin kesepahaman dan kesepakatan guna mempercepat pembangunan di kawasan Jawa-Bali.

Sementara itu Ketua Panitia Musrenbangreg Jawa-Bali Ir. I Putu Astawa dalam leporannya mengatakan, pertemuan yang melibatkan tujuh provinsi ini akan berlangsung hingga Sabtu (8/11). Akselerasi penanganan kasus HIV/AIDS menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan kali ini karena dinilai sebagai ancaman yang serius di tujuh wilayah tersebut. “Tema ini sesuai dengan kesepakatan dalam pertemuan tahun sebelumnya,” ujarnya. Secara umum, forum musyawarah ini bertujuan untuk memantapkan sinergi rencana pembangunan guna mewujudkan sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah. AD-MB