Jokowidodo - JK

Jakarta (Metrobali.com)-

 Analis politik dari Negarawan Center Johan O Silalah memprediksi pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) akan unggul dalam Pemilihan Presiden 9 Juli 2014.

Johan kepada pers di Jakarta, Jumat (23/5), meyakini bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama, Bangsa Indonesia akan dipimpin oleh Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai pemimpin Indonesia baru.

Penegasan tersebut disampaikan Presiden Negarawan Center Johan O Silalahi merespon makin mantapnya duet Jokowi-JK untuk memenangkan pilpres mendatang.

Johan menegaskan Negarawan Center bersama seluruh jaringan menyatakan dukungan penuh kepada Jokowi-Jusuf Kalla dan akan ikut membantu pemenangan pasangan ini di seluruh Indonesia.

“Ibu Megawati Soekarnoputri bersama PDIP dengan dukungan Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Hanura telah menerapkan strategi politik yang cerdas, yakni bagaimana memenangkan pilpres dengan cepat dan setelah itu bagaimana menjalankan pemerintahan dengan baik untuk sungguh-sungguh mewujudkan keamanan, keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

Menghadapi pesaing yang juga tangguh, yakni pasangan Prabowo-Hatta Rajasa, Johan mengingatkan Jokowi-JK bersama tim kampanye dan seluruh relawan JKW-JK perlu fokus berbagi tugas menggarap segmen pemilih. Segmen pemilih terbesar dari kalangan nasionalis digarap oleh Jokowi.

Segmen pemilih dari kalangan Islam tradisional dan konservatif digarap oleh Jusuf Kalla. Wilayah Jawa dan Sumatera digarap Jokowi. Khusus Wilayah Aceh dan Indonesia Bagian Timur termasuk Kalimantan, Sulawesi dan Papua digarap oleh Jusuf Kalla.

“Sesekali jika dianggap sangat penting dan strategis, Jokowi-Jusuf Kalla bisa turun bersama merangkul segmen yang sama. Segmen pemilih dari masyarakat golongan ekonomi lemah atau rakyat miskin sangat tepat untuk digarap oleh Jokowi dengan strategi blusukannya,” kata Johan.

Dia menambahkan strateginya merupakan bagian dari serangan darat yang diliput oleh seluruh media elektronik untuk ditayangkan dan dijadikan bagian dari serangan udara.

Johan mengatakan Jokowi harus betul-betul menyadari kompetensi dan karunia Allah SWT kepadanya dan tidak boleh mencoba berubah menjadi sosok seperti Jusuf Kalla, demikian juga sebaliknya. Jokowi perlu berhati-hati dalam melemparkan isu apapun kepada publik karena bisa merugikan.

Kekuatan Jokowi karena selalu berada dan dekat dengan rakyat serta selalu berbicara dalam bahasa rakyat. Sebaliknya, Jusuf Kalla, perlu memainkan peran dengan kecerdasannya dalam berkomunikasi di media massa, kepada kaum elit dan kalangan menengah atas di Indonesia.

Berbekal kemampuan, pengalaman, kematangan dan kecerdikannya, Jusuf Kalla harus menjadi panglima perang yang memimpin serangan udara untuk menarik simpati dan dukungan rakyat dari seluruh Indonesia.

Jokowi-Jusuf Kalla tentu sangat menyadari bahwa sudah merupakan kewajiban bagi siapapun pemimpin bangsa untuk meneruskan semua kebijakan yang baik untuk bangsa dan negara yang telah dijalankan oleh seluruh Presiden Republik Indonesia terdahulu, mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri serta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada sisi lain, kata dia, tentunya semua kebijakan yang dianggap kurang tepat sasaran maupun kebijakan yang memang sudah ketinggalan zaman, harus dihentikan dan betul-betul disesuaikan dengan tujuan dan cita-cita Bangsa Indonesia.

Jokowi-Jusuf Kalla harus jernih untuk tidak masuk dalam isu yang sesungguhnya sama sekali tidak menyentuh pemecahan solusi masalah bangsa dan negara, seperti isu pembagian kursi menteri kabinet. Isu tersebut hanya memuaskan segelintir kecil di antara kaum elite, katanya.

Menurut dia mayoritas rakyat menengah ke bawah apalagi rakyat miskin yang menjadi segmen pemilih terbesar tidak paham dan tidak tertarik dengan isu tersebut karena tidak berhubungan sama sekali dengan kemaslahatan hidup mereka. AN-MB