Washington (Metrobali.com) –

Anak-anak perempuan dari lima penggiat China yang dipenjarakan, Kamis, mengimbau Kongres Amerika Serikat untuk kebebasan ayah mereka, seraya mengatakan mereka juga telah menderita akibat keputusan Beijing itu.

Bersaksi di hadapan Komite Kongres, anak-anak perempuan di pengasingan itu memaparkan keadaan saat mereka masih tinggal di China dan kemudian kedukaan saat mengetahui perlakuan yang didapatkan oleh ayah mereka di penjara.

Grace Geng, anak perempuan dari Gao Zhisheng yang merupakan salah satu pengacara hak asasi manusia yang paling terkenal di China, mengatakan bahwa polisi China telah membuntutinya ke sekolah – bahkan mengikutinya ke kamar kecil. Geng, sekarang 20, melarikan diri bersama ibu dan kakaknya ke Amerika Serikat pada tahun 2009 .

Gao – yang membela beberapa kelompok rentan di China termasuk warga desa yang dirugikan, kelompok kristen bawah tanah dan anggota gerakan spiritual Falungong yang dilarang – sebelumnya pernah memaparkan tentang kekerasan fisik yang dialami oleh tahanan.

Dia belum terdengar kabarnya sejak Januari ketika seorang paman mengunjunginya di penjara.

“Saya ingin memberi tahu Anda bahwa ayah saya masih berada di balik jeruji dan ibu saya dalam kondisi kesehatan yang buruk, berjuang untuk mendukung keluarga,” kata Geng.

Saat ditanya oleh anggota parlemen jika ia memiliki pesan untuk Presiden China, Geng mengatakan, ” Ya, saya ingin mengatakan kepada Xi Jinping … tolong bebaskan ayah-ayah kami sehingga mereka bisa kembali bersama kami.” Ti – Anna Wang, anak perempuan dari Wang Bingzhang yang merupakan penduduk tetap Amerika Serikat tapi sedang menjalani hukuman seumur hidup di China, mendesak para pemimpin Amerika Serikat untuk membahas kasus para tahanan itu lebih serius.

“Saya percaya diplomasi tingkat tinggi adalah kesempatan terbaik ayah kami untuk dapat bebas,” katanya .

Hadir juga untuk meminta kebebasannya ayah mereka adalah anak-anak perempuan dari Peng Ming, seorang mantan pejabat yang pro-reformasi yang keluarganya mengatakan ia diculik ke China dari Thailand, Liu Xianbin, yang menjalani hukuman penjara 10 tahun setelah mengunggah artikel pro – demokrasi, dan Wang Zhiwen , mantan insinyur kereta api yang mengikuti ajaran Falungong.

Anggota Kongres Chris Smith, yang memimpin sidang, mengatakan bahwa perlakukan China pada tahanan politik menyebabkan “kerugian, kebingungan, rasa sakit emosional dan penderitaan” untuk keluarga mereka.

“Dalam arti yang sangat nyata, semua orang dekat tahanan mengalami kesedihan dan hidup dalam mimpi buruk yang tampaknya tak berujung,” kata Smith .

China dalam berbagai kesempatan telah menuai sorotan dari sejumlah organisasi hak asasi manusia terkait pada kabar perlakuannya pada para tahanan. (Ant/AFP)