Foto: AMD melakukan persembahyangan Imlek 2572, Jumat (12/2/2021) di Rumah (Puri) saja.

Denpasar (Metrobali.com)-

“Bali memiliki banyak kearifan lokal yang merupakan pustaka hidup bagi kehidupan kita,” ujar Agung Manik Danendra AMD membuka perbincangan pagi ini disela kesibukannya mempersiapkan upacara Tumpek Landep, saat dihubungi tim jurnalis tepatnya di hari Perayaan Imlek 2572, Jumat (12/2/2021). AMD pun turut merayakan Imlek di Puri Tegal Denpasar Pemecutan.

AMD mengungkapkan kehidupan orang Bali sangat kental dengan perpaduan unsur budaya, adat istiadat, maupun kepercayaan. Hal ini adalah sisi menarik Bali selain unsur alam dan keunikannya sebagai sebuah pulau.

Salah satu yang terkait erat secara filosofi dengan kehidupan kita saat ini dan masa depan adalah Tumpek Landep yang mengandung arti permohonan, ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Pencipta yang telah memberikan kemudahan, rahmat dan ketajaman pikiran.

“Umat Hindu khususnya di Bali di ajarkan agar dapat mempergunakan dan memanfaatkan benda yang terbuat dari logam untuk kesejahteraan dan kemakmuran dalam menjalankan kehidupan,” tutur AMD yang dikenal Humanis disegani populis di kalangan Milenial menjelaskan korelasi Tumpek Landep pada tatanan kehidupan masa kini dan nanti.

BACA JUGA: Memulai 2021, AMD bersama Guru Nabe Menapak Spirit Kecerdasan Spiritual, DR. AMD: “Hidup Tak Selamanya Tersenyum tapi Kita Bisa Membuat Diri Kita Tersenyum”

Di hari Tumpek Landep masyarakat Bali melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi dalam manifestasi Hyang Siwa Pasupati, dapat dimaknai juga sebagai hari penajaman pikiran momentum introspeksi diri dalam mengembangkan intelektual menuju inovasi dalam kekinian di era milenial sekarang.

Saat ditanya mengenai hubungannya dengan Pasupati Keris, AMD menjelaskan bahwa sejatinya Keris mengandung filosofi yang tinggi dan tanpa sadar diakui oleh seantero Nusantara. “Coba perhatikan bahwa semua lambang daerah menggunakan Keris sebagai intinya, di dalam keris sering diartikan sebagai kekuatan Hyang Pasupati adalah kekuatan bersumber pada kebenaran,” papar AMD.

Beberapa Pusaka (Keris) yang selalu dilakukan Upacara Piodalan setiap Tumpek Landep.

Ia menjelaskan bahwa hal ini juga berkaitan dengan pelaksanaan upacara Tumpek Landep yang juga mempergunakan sarana Uparengga (simbul suci) yang bersifat tajam yaitu sebilah “senjata keris” karena keris ini memiliki tiga buah mata pisau yaitu pada : Rai keris sebelah kanan sebagai simbol kekuatan Hyang Brahma memiliki kekuatan “Sakti”.

Rai keris sebelah kiri sebagai simbol kekuatan Hyang Wisnu memiliki kekuatan “Sidi”. Pada ujung keris adalah sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Siwa memiliki kekuatan “Mandhi”, keris tersebut juga menyimpulkan adanya Tri Bhuwana di Bhuwana Agung (Bhur,Bwah,Swah) dan Tri Bhuwana yang ada di Bhuwana Alit (Sabda,Bayu,Idep).

Dari ketiga kekuatan tadi tidak hanya bersifat spiritual saja namun juga bersifat nyata, seperti kata “Sidhi” juga dapat diartikan “Sidha” yang maksudnya kebersihan. Sedangkan kata “Sakti” dapat diartikan “Sakta” yang dimaksudkan ada, dan kata “Mandhi” dapat diartikan “Mandha” yang maksudnya selalu mengalir. Hal inilah yang dapat dijadikan pijakan sebagai local genius untuk menghadapi masa depan dan wajib diwariskan ke generasi berikutnya.

BACA JUGA: AMD: Salut untuk KBS, Mengambil Keputusan  Untuk Sustainable Economic Leveraging dengan UMKM & Pariwisata di 2021

Dalam konteks pemerintahan, filosofi ini dikemas dan diimplementasikan oleh KBS Gubernur Bali Wayan Koster dalam Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Ini sejalan dengan makna Tumpek Landep,  segala bentuk anugrah dari Sang Hyang Widhi kedunia selalu bersifat sekala niskala, agar tetap terjaganya kesucian dan keharmonisan alam Bali. Dalam artian keserasian, keseimbangan dan keselarasan antara dunia dan akherat atau alam bhaka dan alam fana,” ujar AMD

Lebih lanjut AMD menjelaskan, simbol keris merupakan budaya hindu yang mengandung nilai – nilai tattwa yang sangat tinggi dan sakral. Sebab setiap ada kegiatan upacara hindu lebih sering disertakan dengan sebilah keris.

Seperti pada upacara masang pedagingan, upacara tebasan penampahan, upacara pernikahan, upacara mepulang dasar bangunan suci, pada upacara nuntun Bhatara, Dewa Hyang, dan lain- lainnya, yang sebetulnya secara , filosofi merupakan harapan untuk kehidupan yang seimbang dan selaras, sustainable growth dalam keselarasan alam.

“Menariknya tahun ini seolah menunjukkan tanda alam, berturut turut yakni Hari Tilem sebagai pelebur segala kekotoran, Hari Imlek sebagai  perlambang pembuka tahun baru, Hari Tumpek Landep sebagai tanda harapan dan optimisme, dan hari Valentine sebagai ungkapan kasih sayang, “ AMD menjelaskannya dengan Harapan Masyarakat Bali bisa kembali Bangkit dari keterpurukan Ekonomi dalam situasi pandemi Covid-19 ini.

BACA JUGA: Kolom Mingguan AMD Creating Tomorrow, Today: Strategi Pemasaran Produk UMKM melalui Aplikasi Besutan AMD.Camp untuk Ekspansi Pasar ke Luar Negeri

AMD yang bernama lengkap Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H.,M.Kn., merupakan Founder AMD.Camp Aplikasi Milenial Dewata yang membuka diri untuk berbagi solusi dengan elemen masyarakat, stakeholder dan pelaku bisnis agar Bangkit Ekonomi Bali BEB segera terwujud.

Sembari mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2572, dan Hari Tumpek Landep yang jatuh pada Saniscara Kliwon wuku Landep bagi seluruh umat yang merayakannya, AMD juga mengucapkan Happy Valentine Day 2021 untuk Kaum Milenial Dunia. (wid)