Puluhan warga masyarakat Dusun Sorga, Desa Lokapaksa  Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng Menanam Pisang Di Tengah Jalan

Buleleng, (Metrobali.com)-

Puluhan warga masyarakat Dusun Sorga, Desa Lokapaksa  Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng merasa gerah dan jengkel, lantaran jalan kabupaten di dusunnya yang menghubungkan Desa Lokapaksa dengan Desa Ularan kondisinya rusak tidak kunjung diperbaiki. Kendatipun sebelumnya  sempat dikunjungi Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan malahan berjanji akan segera diperbaiki hingga kini belum juga terealisasi. Sebagai wujud dan pelampiasan kekecewaan, akhirnya pada Selasa (26/3) pagi warga melakukan aksi nekat dengan menanam pohon pisang dijalan raya.

Dalam pantauan metrobali.com, akses jalan penghubung antar Desa Lokapaksa dengan Desa Ularan sepanjang 2 kilo meter dengan lebar jalan 7 meter, memang kondisinya benar-benar rusak paran. Pola atau sistim tambal lubang yang selama kni kerap dikerjakan. Namun hal iti tidak bertahan satu tahun. Sungguh miris melihat kondisi jalan tersebut, apalagi dimusim penghujan. Dimana warga yang melintasi jalur terbut harus melaluinya dengan ekstra hati-hati.

Lantas apa tujuan warga melakukan aksi menanam pohon pisang? Ternyata tujuannya adalah menuntut bupati segera memperbaiki jalan tersebut. Malahan warga bersikukuh untuk tidak mencabut pohon pisang sebelum ditanggapi Pemkab Buleleng.

Koordinator aksi, Putu Rastika mengatakan bahwa pihaknya sebenarnya tidak ingin melakukan aksi penanaman pohon pisang. Karena diakui sangat mengganggu arus lalu lintas. Namun baginya, apa yang dilakukannya itu sebagai bentuk aksi protes warga.” Dalam kurun waktu sepekan, jika tidak ditanggapi oleh  Pemkab Buleleng dalam hal ini instansi terkait, maka akan mengerahkan ratusan warga qgar tidak bia digunakan lagi untuk menanam pisang dan buah yang lain, sehingga mempersempit jalan agara tidak bisa digunakan lagi” pungkasnya.

Pada sisi yang lain, Kepala Desa Lokapaksa Wayan Ariadi sangat menyayangkan sikap warga yang melakukan aksi tanam pisang dijalan raya. Nàmun demikian, ia memaklumi atas sikap warga dalam hal ini.

Pewarta : Gus Sadarsana

Editor    : Hana Sutiawati