Nusa Dua (Metrobali.com)-

International Drug Enforcement Conference (IDEC) yang digelar selama 3 hari di Nusa Dua, Bali, usai digelar. Dalam acara yang diikuti 73 negara itu dihasilkan beberapa catatan penting yang menjadi perhatian semua negara anggota, para penegak hukum kejahatan narkoba dan seluruh instansi terkait.
Menurut Presiden IDEC ke-29, Gories Mere, kejahatan narkoba saat ini sudah melibatkan kejahatan lainnya seperti perdagangan manusia, pencucian uang, penyelundupan senjata, terorisme. Namun di antara kesemua itu, aksi terorisme merupakan kejahatan yang erat kaitannya dengan sindikat narkotika.

Goris yang juga Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) ini menjelaskan keterkaitan erat antara kartel narkoba dengan aksi terorisme. Ia menjelaskan jika belakangan ini, uang hasil penjualan narkotika disulpai untuk membiayai gerakan terorisme di sejumlah Negara.

“Mereka sudah memiliki teknologi yang canggih, dengan pendanaan yang tak terbatas, dan jaringannya sudah melampaui batas negara tertentu,” kata Goris usai penutupan IDEC ke-29, di Hotel Westin, Kamis 14 Juni 2012.

Goris menyontohkan di Aceh. Di Serambi Mekkah itu, pendanaan pelatihan terorisme disinyalir dari hasil penjualan narkotika mulai dari ganja, heroin dan ekstasi. Tak hanya itu, gerakan terorisme juga membeli peralatan seperti senjata, kata Goris, dari uang hasil penjualan barang laknat tersebut.

“Di Aceh itu pelatihan terorisme menggunakan uang hasil penjualan narkotika. Untuk itu, upaya pemberantasan harus melibatkan semua negara dengan komitmen yang sama. Beberapa kasus penyelundupan besar tersebut sudah ditangkap di Indonesia,” kata Goris.

Kerja keras Indonesia mendapat apresiasi luar biasa dari peserta IDEC ke-29. Drug Enforcement Administrator (DEA) Amerika Serikat yang juga merupakan Co Chair dari IDEC ke-29, Michele Leonhart menyatakan, upaya Indonesia dalam pemberantasan sindikat narkotika sudah mencapai level global.

“Saya atas nama US DEA Administrator mengucapkan banyak terima kasih kepada Indonesia, dan juga secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Gories Mere yang telah bekerja keras memberantas sindikat internasional narkoba yang masuk ke Indonesia,” tutur dia.
Menurut Michele, selama tiga hari sidang IDEC ke-29, sudah dibahas mengenai situasi kawasan yang menjadi fokus perhatian pemberantasan sindikat narkotika secara global. Beberapa kawasan yang dimaksud adalah Afrika Selatan, Amerika Latin, Afganistan, China, India dan juga Indonesia. Beberapa kawasan ini disinyalir menjadi pusat sindikasi antarnegara yang bisa merusak secara ekonomi, kemanusian, dan berbagai kejahatan lainnya. BOB-MB