batu akik

Surabaya (Metrobali.com)-

Penjualan batu akik menjadi sangat laris pada hari terakhir pelaksanaan Kongres IV Partai Demokrat yang diselenggarakan di sebuah hotel di Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, dengan omzet yang diraih para pedagang mencapai puluhan juta rupiah.

“Syukurlah mas, selama tiga hari di sini bisa meraih di atas Rp10 juta,” ujar salah seorang pedagang batu mulia dan akik, Ali, yang berjualan di sekitar halaman hotel itu, Rabu (13/5).

Sejak pelaksanaan hari pertama kongres, Senin (11/5), gerai pedagang batu mulia dan akik memenuhi hampir memenuhi lokasi pelaksanaan kongres, selain pedagang kaos dan aksesoris seputar Partai Demokrat.

Menurut dia, pilihannya membuka gerai batu mulia dan akik didasari dari tren serta populernya benda tersebut akhir-akhir ini.

“Apalagi saat kongres pasti datang orang dari segala penjuru Indonesia. Saya yakin mereka akan beli untuk sekadar oleh-oleh atau koleksi batu,” katanya.

Pewarta Antara yang sempat mengunjungi gerai pedagang di arena kongres itu melaporkan gerai batu mulia dan akik menjadi sasaran pengunjung, baik peserta, penggembira, hingga petugas keamanan.

Tidak hanya dari seputar Jawa Timur, pedagang batu akik juga datang dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti Padang, Makassar, Jakarta dan beberapa daerah lainnya.

Selain menjual batu akik, belasan pedagang juga menyediakan bongkahan batu dari berbagai daerah, sekaligus alat untuk membentuk bongkahan batu menjadi hiasan cincin atau perhiasan lainnya.

Beberapa jenis batu akik yang dijual antara lain Blimbing Aceh, Black Jack, dan Ginyang Es, batu Oval, Giok Aceh, Kalimaya, Pancawarna dan sebagainya.

Pedagang batu akik lainnya, Dul, mengaku selama tiga hari berjualan di arena kongres dan meraup omzet di atas Rp10 juta.

“Saya kebetulan tidak bawa barabf banyak, jadi hasilnya juga tidak terlalu besar. Tapi, lumayan mas sudah laris,” ucap pria asal Madura itu.

Salah seorang pengunjung, Anwar, mengaku awalnya terkejut dengan banyaknya pedagang batu akik di sekitar arena kongres karena biasanya jarang dijumpai di acara serupa.

“Mungkin karena akhir-akhir ini demam akik, jadi penjualnya banyak dan batunya berasal dari berbagai daerah. Sangat beruntung bagi para kolektor akik, karena tidak perlu repot-repot keliling Indonesia mendapatkan batu,” kata pria yang mengaku simpatisan Partai Demokrat asal Tuban itu. AN-MB