pelabuhan perikanan

Denpasar (Metrobali.com)-

Akademisi perikanan dan ilmu kelautan Universitas Warmadewa, Denpasar, Ir I Gede Sudiarta MSi menilai pengelolaan pelabuhan perikanan (PPI) di sejumlah daerah di Provinsi Bali belum optimal.

“Sejauh ini pengelolaan PPI yang ada di sejumlah daerah perlu dioptimalkan dengan dukungan dari pemerintah,” ujar Sudiarta, di Denpasar, Sabtu (6/6).

Peran serta pemerintah dalam upaya menumbuhkan perekonomian masyarakat pesisir yang ada di Pulau Dewata sangatlah besar, sehingga pihaknya mendorong optimalisasi pelabuhan perikanan yang sudah ada.

Ia mencontohkan seperti PPI di Desa Sangsit, Kabupaten Buleleng perlu mendapat perhatian khusus dan penambahan fasilitas gudang pendingin (coldstorage) sehingga nelayan setempat dapat memanfaatkan pelabuhan perikanan itu.

Demikian juga gudang pendingin ikan yang ada di Desa Amed, Kabupaten Karangasem, Bali, yang perlu dioptimalkan pemanfaatan dan perlu pemantauan pemerintah apa yang menjadi kendala masyarakat setempat.

Oleh sebab itu, dengan adanya peran serta pemerintah dalam memantau pengelolaan PPI tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat pesisir.

“Dengan upaya itu, saya meyakini nelayan tidak lagi bersandar di sembarang tempat untuk menjual hasil tangkapannya,” ujarnya.

Ia mengakui dengan dilengkapinya fasilitas pabrik ikan itu, apabila hasil tangkapan nelayan tidak laku terjual dapat langsung dimasukkan ke dalam tempat pendingin.

Namun, apabila dilakukan pembangunan pelabuhan perikanan yang baru, dikhawatirkan akan berbenturan dengan banyak kepentingan sehingga pihaknya mendorong pemerintah mengoptimalkan dermaga yang sudah ada untuk dikembangkan.

“Untuk itu saya mengharapkan pelabuhan perikanan yang sudah ada dapat dimanfaatkan secara optimal dan pemerintah perlu pengkajian dan mencarikan solusi terkait penyebab terhambatnya pengembangan infrastrukur itu,” ujarnya. AN-MB