Tambak Ikan

Denpasar (Metrobali.com)-

Akademisi Perikanan dan Ilmu Kelautan dari Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa, Denpasar, Ir I Gede Sudiarta MSi mengemukakan pengembangan budidaya tambak ikan di kawasan pesisir Bali harus disesuaikan kondisi dan potensi alam.

“Dalam pengembangan budidaya ikan harus melihat kondisi dan potensi alam sehingga produksi ikan yang yang dihasilkan dapat optimal,” ujar Gede Sudiarta, di Denpasar, Kamis (19/2).

Menurut dia, bila potensi alam diwilayah pesisir yang tidak memungkinkan untuk pertambakan ikan, masyarakat tidak perlu memaksakan karena hasilnya tidak akan optimal.

“Untuk kegiatan melaut sudah dilakukan sejak dahulu. Namun, kegiatan pembudidayaan tambak dan penangkapan diharapkan dilakukan secara bersamaan, karena tidak akan mengalami benturan dalam pengelolaan,” ujarnya.

Menurut dia, pembudidayaan dan penangkapan masih dapat berjalan secara sinergis karena membutuhkan tempat dan ruang wilayah laut yang berbeda.

Ia mencontohkan bahwa seperti masyarakat pesisir Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali tidak memiliki potensi mengembangkan budidaya ikan, namun masyarakat setempat cenderung membudidayakan rumput laut karena menguntungkan dibandingkan pengembangan tambak ikan.

Dalam prakteknya, lanjut dia, masyarakat yang mengembangkan budidaya rumput laut di kawasan pesisir laut Nusa Penida itu juga sudah memberikan ruang kepada nelayan lainnya untuk melalui alur penangkapan ikan dan budidaya.

“Sebenarnya kegiatan budidaya tambak ikan dan rumput laut memang ditentukan zona-zonanya karena saling berkaitan satu sama lainnya,” ujarnya.

Selain itu, untuk kegiatan tambak udang yang terdapat di Kabupaten Buleleng, Bali, pihaknya melihat masyarakat setempat sudah mampu melaksanakan budidaya tersebut secara baik.

“Masyarakat setempat sudah mampu mengembangkan budidaya tambak udang dan mempelajarinya secara otodidak untuk pengembangan itu,” katanya.

Hal itu dikarenakan masyarakat yang mengembangkan budidaya tambak itu mengeluarkan dana cukup besar untuk melakukan usaha itu sehingga tidak menginginkan mengalami kerugian.

Untuk itu, pihaknya mengakui masyarakat yang melakukan pengembangan tambak itu tidak serta merta mencari Informasi di Dinas Kelautan dan Perikanan saja. Namun, mencari informasi diberbagai tempat. AN-MB