AJI Gelar Workshop Profesionalisme Jurnalis & Uji Kompetensi
CAPTION: (ki-ka) First Secretary, Media and Strategic Communication Australian Embassy Laura Kepm, Konsul Jenderal Australia di Bali Helena Studdert menunjukkan kaos Hoax didampingi Ketua AJI Denpasar Hari Puspita, Ketum AJI Indonesia Suwarjono
Denpasar, (Metrobali.com)-
Uji kompetensi jurnalis (UKJ) dinilai sangat penting dalam konteks kekinian, karena tantangan media di era mendatang sangat ketat. UKJ dapat membantu jurnalis meningkatkan kemamuannya sehingga dapat membuat karya jurnalistik yang menjadi panduan bagi masyarakat.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Suwarjono saat membuka Workshop Etik dan Profesionalisme Jurnalis “Profesionalisme Jurnalis Menghadapi Hoax dan UKJ di Denpasar, 19-21 Mei di Denpasar yang diadakan bekerjasama dengan Kedutaan Australia.
“Apalagi sekarang, sangat dibutuhkan ketika era digitalisasi, informasi membludak dan orang makin bingung mana fake news, mana fakta. Ini yang membuat masyarakat sekarang banyak bingung bahkan kalangan terdidik dosen proesor doktor ikut banyak menyebarkan berita fake,” tuturnya, Jumat (19/5/2017).
Workshop dan UKJ ini diikuti oleh sebanyak 27 orang jurnalis dari Denpasar, Kupang dan Jember. Turut hadir pula Ketua Dewan Pers Stanley Adhi Prasetyo, First Secretary, Media and Strategic Communication Australian Embassy Laura Kemp, dan Konsul Jenderal Australia di Bali Helena Studdert.
Suwarjono mengungkapkan kegiatan ini merupakan yang ke 35 kalinya dilakukan oleh AJI. Menurutnya, kegiatan ini merupakan upaya mensertifikasi jurnalis agar kompeten, karena saat ini dari sekitar 2.000 anggota, yang tersertifikasi baru sekitar 800-900 orang. Jumlah tersebut dinilai belum cukup.
Karena alasan itulah, AJI Indonesia menggandeng Kedutaan Australia untuk meningkatkan jumlah jurnalis yang berkompeten.
“Makanya kami terima kasih kedutaan ikut support. Sebelumnya, bulan kemarin kegiatan ini sudah diadakan di Padang, setelah ini akan di Mataram, Makassar, dan Pontianak bekerjasama dengan Australia,” jelasnya.
Paska UKJ, diharapkan jurnalis memiliki kompetensi serta dapat memverifikasi mana fakta mana berit palsu. Menurutnya, tanpa ada upaya seperti workshop dan UKJ, kompetensi jurnalis meningkat dan medianya ikut kredibel.
First Secretary, Media and Strategic Communication Australian Embassy Laura Kemp menekankan pihaknya sangat senang mendukung UKJ ini, karena dampak positifnya sangat besar. Konsul Jenderal Australia di Bali Helena Studdert menambahkan Pulau Dewata sejak lama menjadi tujuan pilihan bagi wisatawan Australia ke Indonesia.
Karena alasan itulah, Konsulat Australia ingin melibatkan media lokal untuk memberitakan narasi baru tentang hubungan Australia dengan Bali. Pihaknya melihat bahwa telah melihat lebih banyak ‘berita bagus’ yang dirilis tentang kegiatannya dan warga Australia.
“Dengan senang hati kami menyampaikan lebih banyak fakta dan angka atau informasi tentang kontribusi warga Australia ke Bali,” jelasnya.
Ketua Dewan Pers Stanley Adhi Prasetyo menyatakan UKJ yang diadakan ini merupakan salah bentuk dukungan terhadap dewan pers. Menurutnya, kebebasan pers sekarang telah menyebabkan mudahnya media baru bermunculan termasuk abal-abal.
Dia menegaskan agar UKJ tidak dianggap remeh karena kedepannya sangat penting. Stanley mengusulkan kedepannya hasil UKJ diajukan ke Kementerian Tenaga Kerja untuk pengakuan sebagai salah bentuk profesionalisme sehingga berpengaruh terhadap fasilitas bagi jurnalis.SIA-Rilis
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.