Nasirin, melihat tambaknya yang kekurangan air

Nasirin, melihat tambaknya yang kekurangan air

Jembrana (Metrobali.com)-

Kemarau panjang sejak tiga bulan belakangan berdampak pada sejumlah petani tambak tradisional di Jembrana. Seperti sejumlah petani tambak udang di Banjar Kombading, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.

Petani tambak tradisional ini harus menunda menebar benih lantaran tambnaknya kekeringan. Pasalnya mereka lebih mengandalkan air sungai atau air permukaan tanah.

Nasirin (45), salah satu petani tambak udang mengaku harus menunda menebar benih karena tambak miliknya kekurangan air. Menurutnya penundaan penebaran benih tidak saja oleh dirinya, namun petani tambak udang lainnya.

“Sudah dua bulan ini kami kesulitan air, apalagi sekarang air sungai Ijogading surut” ujar Nasirin, Kamis (21/9).

Kondisi tersebut dibenarkan, Abdul Ghoni (47), petani tambak udang lainnya. Hal tersebut menurutnya disebabkan air sungai Ijogading yang surut.

“Kami disini memang mengandalkan air sungai. Supaya kami bisa ada kelangsungan, mudah-mudahan Pemkab Jembrana mau membantu sumur bor” ujarnya.

Kadis Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana, Made Dwi Maharimbawa dikonfirmasi  terpisah mengaku belum mendapat laporan, dan pihaknya meminta untuk bersabar karena cuaca tidak bisa dipridiksi.

“Selama ini sudah kita bantu berupa pakan dan benih. Kita cek dulu kelapangan karena belum ada laporan masuk” ujarnya. MT-MB