Ngurah Wirawan Tinjau Danau Batur

Bangli (Metrobali.com)-

Permukaan air Danau Batur Bangli mengalami kenaikan sejak dua bulan terakhir dan merendam kebun dan rumah warga di Desa trunyan. Terhadap persoalan ini, pemerintah diminta menyiapkan solusi infrastruktur, diantaranya membuat terowongan air ke kabupaten lain.

Dari pantauan di Desa Trunyan, genangan air masih menggenangi puluhan rumah warga. Selain menggenangi rumah warga, sejumlah kebun warga dan akses jalan menuju Desa Trunyan juga terendam luapan air Danau.

Menurut tokoh warga Desa Trunyan, Nyoman Sulam, akibat naiknya permukaan air Danau Batur sejak dua bulan terakhir, sekitar 25 kepala keluarga sudah mengungsi ke dataran yang lebih tinggi, mengingat rumah mereka terendam dan tidak layak untuk ditempati.

“Genangan air di pemukiman warga 50 centimeter lebih, warga yang rumahnya tergenang sudah mengungsi ke rumah saudara atau kerabat di lokasi yang lebih tinggi,” ujar Nyoman Sulam.

Menurut Nyoman Sulam, naiknya permukaan air Danau Batur disebabkan curah hujan yang tinggi. Hal ini pernah terjadi tahun 1998 silam. Air biasanya akan surut secara perlahan saat musim kemarau tiba.

Menanggapi kondisi ini, ahli infrastruktur berat asal Bali AA Putu Ngurah Wirawan menyatakan, untuk mengantisipasi persoalan ini, pemerintah perlu menyiapkan solusi pembangunan infrastruktur yang tepat, diantaranya terowongan air.

“Sudah waktunya pemerintah memikirkan cara, agar berkah air Danau Batur yang melimpah ini bisa dinikmati Kabupaten lain yang masih kekurangan air. Berkah air danau ini bisa disalurkan lewat pembangunan terowongan atau puntu air ke wilayah Karangasem yang masih butuh air,” kata Ngurah Wirawan.

Terowongan air dari wilayah Danau Batur menuju wilayah Karangasem, imbuh calon Anggota DPD RI itu bisa dilakukan dengan membuat sodetan, atau bor pada titik-titik tertentu, tanpa mengurangi debit air Danau Batur.

“Saya rasa itu teknologinya tidak sulit, sekarang tinggal bagaimana kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah agar hal itu bisa terwujud,” pungkas Ngurah Wirawan. JAK-MB