Jpeg

Denpasar (Metrobali.com)-

Akhirnya tersangka pembunuh Angeline (8), Agustay Handa Manu (25) bertemu dengan ibunda dan Kakak kandungnya di Polda Bali, Selasa (23/6) lalu.

Menurut sumber di Mapolda Bali, pertemuan itu sangat mengharukan dan hampir 30 menit Agus berpelukan dengan ibu dan kakak kandungnya sambil menangis.

Didampingi beberapa penyidik wanita dari polda Bali, PPA Polresta, PPA polres Badung. sekitar pukul 16.00 wita, datanglah Agus yang langsung disambut teriakan nama Agus. Sebaliknya, teriakan kaka dan mama pun dilontarkan Agus. Mereka pun berpelukan dan menangis, kutip Sumber yang enggan namanya ditulis ini.

“Sekitar 30 menit, Agus dan Mama berpelukan dan menangis. Polisi membiarkan kami memberikan kesempatan untuk bercerita seputaran pembunuhan,” ujar Maria Kandokang Madik (68), yang dikutip sumber tadi, Kamis (25/6).

Menurut sumber Maria mengaku bahwa, sekitar hampir dua pekan sebelum Angeline dibunuh, lubang tersebut yang awalnya tempat pembuangan sampah dan kotoran ayam itu disuruh gali untuk diperdalam.

Kerena perintah bos (red, Margriet) sehingga Agus pun mengikuti. Namun, saat itu ia tidak tahu kalau lubang itu akan digunakan untuk mengubur Angeline.

“Ini pengakuan dia yang se jujur-jujur nya. Tidak mungkin dia bohong pada saya ibu kandungnya,” kata istri dari Jawa Wilata ini.

Beberapa minggu kemudian, tepat pada Sabtu (16/5), pagi sekitar jam 08.00, ia mendengar teriakan dari Angeline yang mengatakan ‘mama lepas saya’ berulang kali.

“Saat mendengar teriakan Angeline, posisi Agus berada di dalam kamarnya. Dan pintu kamarnya dalam keadaan terbuka. Namun pintu rumah Margriet terlihat tertutup,” terangnya.

Kemudian, ia tidak mendengar lagi suara korban. Kata dia, tiba-tiba Margriet memanggilnya. Mendengar teriakan itu, Agus pun datang. Saat membuka pintu, Margriet yang posisinya di dalam kamar, langsung menyuruh Agus masuk ke kamarnya. Agus pun masuk dan saat itu, posisi Angeline telah terkapar di lantai tak bergerak. Ia pun sempat melihat bos menjambak rambutnya, dan membanting lagi kepala korban ke lantai satu kali.

“Melihat hal itu, Agus langsung berlutut dan memegang kepala korban. Agus ngaku kepalanya lembek. Dan pakaian Angeline penuh darah. Seperti pengakuan Agus, dia menyuruh mengubur dan dijanjikan uang untuk pulang kampung sebanyak Rp 200 juta,” tegasnya.

Posisi Agus yang saat itu sedang duduk, kembali disuruh bos untuk berdiri. Setelah berdiri Agus kembali di perintah untuk membuka baju dan celana lalu memperkosa korban. Agus pun menolak dan bersikeras untuk tidak mau melakukan hal itu.

Karena menolak permintaan bos. Agus kembali dipaksa untuk membuka pakaiannya lalu di taruh di dada korban. Dengan ancaman kalau tidak mengikuti hal tersebut maka anak kelima dari 10 bersaudara itu akan di bunuh.

“Agus mengaku seperti itu. Karena takut ia membuka bajunya dan letakkan di dada korban. Lalu celana, tidak buka di disitu. Dia pergi ke kamar mandi miliknya. Dan menukar dengan celana lain. Lalu ia kembali ke tempat Angeline dan letakan celananya,” pungkasnya. SIA-MB