Jembrana (Metrobali.com)-

Warga Desa Yehembang Kauh Kecamatan Mendoyo, Selasa (26/11) dikejutkan dengan keberadaan Bunga Bangkai (Amorphophallus Titanum Becc). Pasalnya bunga  bangkai tersebut tumbuh kembali setelah 50 tahun. Bunga bangkai tersebut tumbuh di kebun milik salah seorang warga di Banjar Kedisan Desa Yehembang, Mendoyo, bukannya satu tapi tiga bunga bangkai.

Ketiga bunga bangkai tersebut diketemukan pagi hari oleh pemilik kebun, Ida Bagus Anom Arjana (58) dari Kelurahan Lelateng, Negara. Saat itu, sekitar pukul 09.00 pagi, pemilik kebun ditemani dua tenaga kerja hendak menanam pohon pala di kebunnya yang ada di Yehembang Kauh. Tanpa diduga mereka bertiga mencium bau bangkai.

Awalnya diduga bangkai binatang, namun setelah sumber bau ditemukan ternyata berasal dari bunga bangkai. Namun setelah diselusuri ternyata ada tiga bunga bangkai yang tumbuh dikebunnya. “Awalnya saya kira satu, ternyata ada tiga. Jarak satu dengan yang lain kisaran 100 meter” ujar Arjana, ditemui di rumahnya, Rabu (27/11).

Menurutnya dari tiga bunga bangkai itu, satu sudah mekar, sementara dua lainnya masih kuncup. Bunga bangkai yang mekar memiliki tinggi kisaran 25  centimeter, sedangkan yang masih kuncup memiliki tinggi kisaran 30 hingga 35 centimeter. Sementara bunga bangkai yang mekar memiliki diameter kisaran 35 centimeter.  

Lanjut, yang membuat dirinya heran justru bunga bangkai yang masih kuncup yang banyak dikerubuti lalat, sedangkan yang sudah mekar hanya dikerubuti kumbang. Menurutnya tahun 1963 di kebunnya itu juga pernah tumbuh bunga bangkai, namun setelah bunga itu mati, tidak pernah muncul lagi. MT -MB