Acharya Yogananda Ancam Dharma Adyaksa
Dharma Adyaksa PHDI Ide Pedande Gde Ketut Sebali Tianyar Arimbawa/mb
Denpasar (Metrobali.com)-
Acharya Yogananda alias putu Alit Bagiasna yang duduk di Sabha Pandita PHDI diinformasikan telah mengancam Dharma Adyaksa PHDI IDE PEDANDE GDE KETUT SEBALI TIANYAR ARIMBAWA, via telepon, Rabu 13 April 2016, yang isinya akan mendemo Dharma Adyaksa bersama 15 pendeta.
Acharya disebut melontarkan kekesalan dan mempersoalkan mengapa Dharma Adyaksa meminta Sabha Walaka merumuskan hasil Pasamuhan Sabha Pandita, dengan mengintegrasikan rekomendasi Sabha Walaka, rekomendasi Tim 9 kecuali yang didrop, dan masukan Pasamuhan dari para pandita. Karena menurut Anggaran Dasar Sabha Walaka bertugas menyiapkan bahan dan mendampingi Sabha Pandita dalam Pasamuhan Sabha pandita.
Hanya saja, Acharya Yogananda berkeras agar Sabha Walaka tidak usah memaparkan Rekomendasinya dan tidak perlu membuat rumusan Pasamuhan Sabha pandita tentang kawasan suci Teluk benoa. Selain itu, di forum Pasamuhan, Yogananda juga mengancam mempolisikan pemilik akun medsos yang disebutkan memfinah dan menghina sulinggih.
Beberapa tokoh masyarakat sangat menyesalkan tindakan Acharya Yogananda. Kalau benar begitu, amat sangat disayangkan dan tidak elok didengar umat. Hal ini dinyatakan Jero mangku Suteja Ketua Bali Villa Association, Made suryawan dari Forum Studi Majapahit, Agung Suryawan Wiranatha dari Parasparos.
”Kalau sudah main ancam apa masih layak duduk di PHDI dan juga menjadi pandita. Apalagi Darma Adyaksa tidak melakukan kesalahan apapun dalam Pasamuhan Sabha pandita. Beliau justru menegakkan anggaran dasar parisada,” ujarnya. RED-MB
20 Komentar
Begitulah kalo politikus jadi pandita, arogansinya tetap masih bekas nya.
Wkwkkwkwkwkkwkwkw
Acary yg dulu LSM itu?
memang begitu gwncarnya hampir seluruh pandita menyatakan Teluk Benoa sbgai Kws suci…kok beliau sendiri ngotot… ada apa ya?
Kawasan konservasi di Bali mirip dengan tenget, nggaak
Saya pertama kali melihat dia agak ragu apakah orang ini benar_benar belajar agama atau sastra atau hanya menjadikan agama sebagai panggung politik berikutnya
Hr,,hr,,he,,hr preman-dita
SING NGERETI JAK GUMI JANI….ANTARA BENEH LAN PELIH BEDA TIPIS
dan yg lain jg jgn memaksakan kehendak, blm tentu pendapatmu benar, apalgi dgn pemaparan yg msh di awang2 apalgi merangkap jd pemain topeng kadang2 jd tim sukses, sebentar ngaku ini lgi sbntar ngaku itu, ini dunia nyata berpikir logic, jgn berkata hny katanya2,,, cm waspadai sang provokator apalgi didukung oleh media keblinger,,
Mimih Dewa Ratu… benarkah sumber berita ini?
Politikus nggak pantas duduk di Parisada
Mimih kene suba lembaga kasulinggihan sepatutnya murni di ranah adhyatmika widya (rohani-spiritual) jangan mau ketarik-tarik ke dalam lokaika widya (keduniawian).
Kalo ini benar..sangat diaayangkan sekali …mestinya lebih mengutamakan cara2 yang lebih arif dan bijak..apalagi pernyataan dari yang paling disuxikan oleh umat.
Mudah2 an berita ini tidak benar , jangan mudah terpropokasi. Kita agama hindu yang masih sangat menghormati kerekunan dan kita harus punya prinsip mengalah untu suatu kemennangan.
Label formalnya pendeta, namun perilakunya tidak sesuai. Pedande Sebali Tianyar adalah pendeta yang punya kredibilitas. Yang satunya lagi entah bagaimana cerita bisa menjadi pendeta? Adakah wartawan yang bisa menelusuri?
Salah satu contoh pandita yang ngadep ibe..
Pocol bok putih udeng putih sakewale otakne kuning misi tai..
Kalau ini benar, saya benar2 malu. Saya dan beliau sama2 acharya, tapi kok masih kayak welaka yg tak terpelajar dan emosian. Ida Pedanda Sebali , nabe kita, lo.
Brahma Acharya Murti (I Wayan Suja)
Beh sulinggih sube maen ancam…!en care icang kekene sing nawang sastre ngelantas sube ing nawang kangin kauh.
Mungkin sudah perlu dibentuk semacam Majelis Penegak Disiplin dan Etika Pandita/pendanda yg bertugas memutus kelayakan dan etika pandita.
Sugra pang bangettt. Ya…sebaiknya jangan cepat cepat kita ikut menghakimi. Kita tak tahu duduk persoalannya dan tak bertemu secara langsung di satu meja dengan Ida Ida berdua. Minimal kita tenang, ban bantu dengan tak terlalu berkomentar, agar cepat jernih… ampure.
Nunas ampura mantuka sareng sami, dados beda pendapat nanging sampunang menghina sulinggih. Yening sulinggih iwang wenten sanksi etik olih majelis PHDI..
Ampura jangan sampai walaka ikut menghakimi para sulinggih kita. Kita mesti menjaga wibawa beliau para dwijati. Janganlah walaka justru menggunjingkan sulingih2 sekadar di dunia maya. Apa dan bagaimanakah sesungguhnya yg terjadi? Akan lebih bijak jika tangkil ke dua belah pihak. Dumogi sami santhi lan rahayu.