Akibat abrasi, rumah tinggal tembok saja

Jembrana (Metrobali.com)-

 Sejumlah rumah di pesisir pantai Perancak, Kecamatan Jembrana hancur tergerus abrasi. Bahkan separuh tanah milik warga di Banjar Mekarsari Desa Perancak hilang tergerus abrasi. Selain itu, sebuah bangunan Kelompok Konservasi Penyu juga terancam akan hilang. Puncaknya pada Senin (11/8) kemarin, tinggi gelombang hingga tiga meter.

Setahun lalu, tiga warga yang tinggal di tanah tersebut sudah mengungsi. Rumah yang ditinggalkan kini hanya tersisa tembok rumah saja. Bukan itu saja, sebuah senderan pelindung villa milik warga Belanda juga hancur akibat terjangan gelombang.

Informasi dari warga sekitar ditemui, Selasa (12/8) mengatakan warga yang mengungsi itu diantaranya I Nyoman Wirka, Ketut Surata dan Wayan Sindia. Sedangkan yang terakhir mengungsi ke rumah sauadaranya yakni Nyoman Wirka (60) dan istrinya. Pasalnya sejak sebulan terakhir terjangan ombak semakin mengganas.

Menurut Ni Ketut Suniasih, warga setempat, tinggi ombak sekarang ini hampir sama dengan setahun lalu. “Kemarin ada tiga jukung yang terbalik, satu milik adik saya” terangnya.

Selain pemukiman warga, di Banjar ini juga terdapat Konservasi Penyu “Kurma Asih” yang terancam abrasi. Salah satu bangunan yang dulu jaraknya jauh dari air laut, kini saat gelombang tinggi air laut menggenangi bangunan itu.

Perbekel Perancak, I Nyoman Wijana saat dikonfirmasi mengatakan di wilayahnya ini ada beberapa titik yang mengalami abrasi. Parahnya lagi tanah tersebut merupakan pemukiman penduduk.

Menurutnya pihaknya telah beberapa kali membuat proposal ke Provinsi untuk penanganan abrasi. Namun hingga kini belum terealisasi. Di Banjar Mekarsari ada sekitar tiga KK yang mengungsi. ”Panjang pantai yang membutuhkan pelindung mencapai sekitar 400 meter, sudah termasuk tempat pelestarian penyu” ujarnya. MT-MB