Klungkung (Metrobali.com)-

Siapa jati diri sebenarnya Ide I Dewa Agung Istri Kanya? Beliau adalah seorang pemimpin dalam serangan Belanda dalam perang di Goa Lawah dan Puri Kusanegara di Kusamba. Selain beliau ikut mendampingi Anak Agung Ketut Agung dan Anak Agung Made Sangging. I Dewa Agung Istri Kanya selaku penguasa Klungkung dengan Belanda di pertengahan abad ke-19. Sampai akhirnya pecah peristiwa perang penting dalam sejarah heroisme Bali Perang Kusamba yang menuai kemenangan telak dengan berhasil membunuh jenderal Belanda sarat prestasi, Jenderal AV Michiels.
Bagaimana drama Heroik itu  bermula dari terdamparnya dua skoner (perahu) milik G.P. King, seorang agen Belanda yang berkedudukan di Ampenan, Lombok di pelabuhan Batulahak, di sekitar daerah Pesinggahan. Kapal ini kemudian dirampas oleh penduduk Pesinggahan dan Dawan. Raja Klungkung sendiri menganggap kehadiran kapal yang awaknya sebagian besar orang-orang Sasak itu sebagai pengacau sehingga langsung memrintahkan untuk membunuhnya.
Oleh Mads Lange, seorang pengusaha asal Denmark yang tinggal di Kuta yang juga menjadi agen Belanda dilaporkan kepada wakil Belanda di Besuki. Residen Belanda di Besuki memprotes keras tindakan Klungkung dan menganggapnya sebagai pelanggaran atas perjanjian 24 Mei 1843 tentang penghapusan hukum Tawan Karang.

Kegeraman Belanda bertambah dengan sikap Klungkung membantu Buleleng dalam Perang Jagaraga, April 1849. Karenanya, timbullah keinginan Belanda untuk menyerang Klungkung.  Pada 24 mei 1849 Perang menegangkan pun pecah di Pura Goa Lawah. Namun, karena jumlah pasukan dan persenjataan yang tidak berimbang, laskar Klungkung pun bisa dipukul mundur ke Kusamba. Di desa pelabuhan ini pun, laskar Klungkung tak berkutik.

Sore hari itu juga, Kusamba jatuh ke tangan Belanda. Laskar Klungkung mundur ke arah barat dengan membakar desa-desa yang berbatasan dengan Kusamba untuk mencegah serbuan tentara Belanda ke Puri Klungkung. Jatuhnya Kusamba membuat geram Dewa Agung Istri Kanya. Malam itu juga disusun strategi untuk merebut kembali Kusamba yang melahirkan keputusan untuk menyerang Kusamba 25 Mei 1849 dini hari. Kebetulan, malam itu, tentara Belanda membangun perkemahan di Puri Kusamba karena merasa kelelahan.
Hal ini dimanfaatkan betul oleh Dewa Agung Istri Kanya. Beberapa jam berikutnya sekitar pukul 03.00, dipimpin Anak Agung Ketut Agung, sikep dan pemating Klungkung menyergap tentara Belanda di Kusamba. Kontan saja tentara Belanda yang sedang beristirahat itu kalang kabut. Dalam situasi yang gelap dan ketidakpahaman terhadap keadaan di Puri Kusamba. Mereka pun kelabakan.
Dalam keadaaan kacau balau itu, Jenderal Michels berdiri di depan puri. Untuk mengetahui keadaan tentara Belanda menembakkan peluru cahaya ke udara. Keadaan pun menjadi terang benderang. Justru keadaan ini dimanfaatkan laskar pemating Klungkung mendekati Jenderal Michels.
Saat itulah, sebuah meriam Canon ”yang dalam mitos Klungkung dianggap sebagai senjata pusaka dengan nama I Selisik, konon bisa mencari sasarannya sendiri, ditembakkan dan langsung mengenai kaki kanan Michels. Sang jenderal pun terjungkal.
Kondisi ini memaksa tentara Belanda mundur ke Padang Bai. Jenderal Michels sendiri yang sempat hendak diamputasi kakinya akhirnya meninggal sekitar pukul 23.00. Dua hari berikutnya, jasadnya dikirim ke Batavia. Selain Michels, Kapten H Everste dan tujuh orang tentara Belanda juga dilaporkan tewas termasuk 28 orang luka-luka.  Klungkung sendiri kehilangan sekitar 800 laskar Klungkung termasuk 1000 orang luka-luka. Namun, Perang Kusamba tak pelak menjadi kemenangan gemilang karena berhasil membunuh seorang jenderal Belanda.
Sangat jarang terjadi Belanda kehilangan panglima perangnya apalagi Michels tercatat sudah memenangkan perang di tujuh daerah. Meski akhirnya pada 10 Juni 1849, Kusamba jatuh kembali ke tangan Belanda dalam serangan kedua yang dipimpin Lektol Van Swieten, Perang Kusamba merupakan prestasi yang tak layak diabaikan. Tak hanya kematian Jenderal Michels, Perang Kusamba juga menunjukkan kematangan strategi serta sikap hidup yang jelas pejuang Klungkung. Di Kusamba, pekik perjuangan dan tumpahan darah itu tidak menjadi sia-sia. Belanda sendiri mengakui keunggulan Klungkung ini.
Namun apa jasa yang telah diterima pejuang Ide I Dewa Agung Istri Kanya? Beliau hingga kini belum mendapatkan pengakuan dari pemerintah. Sementara Pemkab Klungkung sudah dua tahun mengusulkan tokoh sentral perang Kusamba, Ide I Dewa Agung Istri Kanya sebagai pahlawan nasional. Kondisi ini sempat membuat miris Wakil Ketua DPRD Klungkung Putu Tika Winawan. Disela sela Pameran Keris kemarin Tika asal Desa Selat tersebut menilai perjuangan Pemerintah kurang ngotot. “Ya Pemkab Klungkung kurang kerja keras untuk memperjuangkan tokoh Perang Kusamba tersebut sebagai Pahlawan nasional,” ujarnya.

Padahal menurut Tika Ide I Dewa Agung Istri Kanya adalah tokoh sentral dalam perang Kusamba tahun 1849. bahkan saat perang tersebut seorang Jenderal Belanda , Micheils tewas karena serangan pasukan Istri kanya. Bahkan disebutkan saat itu pasukan Belanda diserang saat malam hari ketika sedang beritirahat. “Ini membuktikan kalau Beliau menguasai strategi perang yang cukup mumpuni,” pujinya.
Tidak hanya sejarah Indonesia mencatat, sejarah Belanda juga mencatat hal itu. Dimana seorang Jendral Belanda tewas karena serangan pasukan yang dipimpin seorang wanita yang juga Raja ke VII dari Dinasti
kerajaan Klungkung.

Parahnya lagi menurut Tika sejauh ini tidak ada penjelasan resmi dari Pemerintah sejauh mana sudah perjuangan tersebut. “Mestinya pemerintah menjelaskan secara transfaran kepada masyarakat Klungkung,. tentunya juga kepada Puri Klungkung selaku Pewaris kerjaaan Klungkung,” ungkapnya. karena selama ini rakyat Klungkung tentunya bertanya Tanya sejauh mana sudah proses tersebut.

Sementara itu Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Agung mengatakan kalau pemerintah tidak stagnan dalam memperjuangkan Ide Ide Agung Istri kanya untuk bisa mendapat pengakuan sebagai Pahlawan nasional. “Kalau ada yang bilang kita stagnan saya jelas tidak sependapat,” ujarnya. Pemerintah sendiri menurut Tjok Agung sudah berusaha dan akan terus berusaha. Segela lini sudah ditempuh untuk mendapatkan pengesahan dari pemerintah. namun demikian menurutnya sejauh ini belum juga ada komfermasi dari Pemerintah pusat. “Tentang apa yang masih kurang juga tidak kita tahu karena belum mendapat komfermasi,” paparnya.

“Apa sejarahnya yang kependekan. ini yang kita belum tahu,” imbuhnya. Untuk itu Pemkab Klungkung juga akan kembali mengeceknya. Usulan tersebut sudah dilakukan pemerintah Klungkung sejak 2 tahun
lalu. sekarang ini sudah tiga kali Puputan Klungkung di lewati belum juga ada tanda tanda akan keluar pengakuan atau pengesahan dari Pemerintah pusat, tambah Tjok Agung. SUS-MB