topeng bali

Gianyar (Metrobali.com)-

Sebanyak 68 pemuda peserta program pertukaran pemuda Indonesia-Malaysia yang dilaksanakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) belajar membuat topeng di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

“Program pertukaran pemuda yang dilaksanakan atas kerja sama Kemenpora RI dengan Kementerian Belia dan Sukan Malaysia berlangsung selama sepuluh hari di Indonesia,” kata Sekretaris Purna Cakra Muda Indonesia ( PCMI) Bali, Ida Bagus Basmantra di Gallery Wayan Muka, Banjar Batanancak, Desa Mas, Ubud, Kamis (21/8).

Ia mengatakan, peserta kedua negara itu lebih banyak tinggal dan belajar budaya di Bali. Kegiatan tersebut merupakan hasil kerja sama Kemenpora dengan Purna Cakra Muda Indonesia (PCMI) Bali yang dibantu Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga seluruh Bali.

Sebanyak 68 pemuda yang terdiri atas 34 pemuda asal Malaysia dan 34 pemuda asal Indonesia akan tinggal di rumah-rumah penduduk masyarakat Bali.

Mereka akan diperkenalkan dengan berbagai kebudayaan Bali, baik menyangkut kehidupan sehari-hari di keluarga, tempat pemondokan mereka, hingga kegiatan di desa pakraman (adat).

Bagus Basmantra menjelaskan, Pemuda Indonesia yang dipilih dalam program pertukaran pemuda tersebut berdasarkan hasil seleksi yang ketat dari seluruh provinsi di Indonesia.

Hal yang sama juga berlaku bagi peserta asal Malaysia yang mengirimkan pemuda terbaiknya. PCMI selalu mengajak para pemuda untuk mengikuti program ini, karena pertukaran tidak hanya di negara-negara Asia, bahkan ke seluruh dunia.

“Kegiatan ini sudah terlaksana sejak tahun 70-an, dan biasanya dilaksanakan setiap tahun melalui Disdikpora,” ujar Bagus Basmantra.

Hal senada juga diungkapkan pemilik “Wayan Muka Mask Product”, I Wayan Eka Mustika bahwa program pertukaran pemuda seperti ini merupakan salah satu cara yang ampuh untuk memperkenalkan kebudayaan Bali.

Dilihnya Desa Mas, Kabupaten Gianyar karena daerah ini dikenal sebagai setra pembuatan patung dan topeng, disamping merupakan salah satu tujuan pavorit wisatawan.

Di Desa Mas, perserta akan tinggal selama tiga hari selanjutnya akan diperkenalkan beberapa objek wisata di daerah itu.

“Seluruh peserta akan diajar cara membuat topeng hingga belajar menari dan menabuh,” terang Eka.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, A.A Bagus Ari Brahmatha mengapresiasi kegiatan tersebut. Desa Mas merupakan salah satu desa wisata di Gianyar yang sudah memiliki berbagai fasiltas pendukung.

Kegiatan semacam ini juga merupakan ajang promosi Gianyar, terutama dibidang pariwisata. Keberadaan Desa Wisata yang mengajak wisatawan tinggal di rumah-rumah penduduk, makan di tempat makan lokal tentu akan sangat berdampak bagi warga Desa Mas.

Kedepan pola desa wisata yang memprioritaskan potensi lokal akan selalu dikembangkan di Gianyar, hal tersebut guna memajukan kawasan pariwisata yang berdampak langsung bagi kesejahtraan warga sekitarnya. AN-MB