Pawai Ogoh-Ogoh Paud 2

Denpasar (Metrobali.com) –

Dalam rangka menyambut dan merayakan hari suci Nyepi Tahun Baru Caka 1937, Pemerintah Kota Denpasar melalui Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) PGRI Kota Denpasar menggelar pawai ogoh-ogoh PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) se-Kota Denpasar. Sebanyak 60 ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran ikut serta dalam pawai ini, ogoh-ogoh ini diusung oleh siswa-siswa PAUD se-Kota Denpasar dengan berbalut pakaian adat Bali, anak-anak ini sangat antusias mengikuti parade ogoh-ogoh yang di buka dan dilepas langsung oleh Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Buda PAUD Kota Denpasar Ny. Selly Dharmawijaya Mantra, Sabtu (14/3) di Taman Kota Lumintang. Suasana parade semakin semarak setelah parade ogoh-ogoh di lepas, tidak saja mengusung ogohogoh, namun anakanak dari usia kisaran 4-6 tahun ini juga memainkan gambelan Bali sebagai pengiring ogoh-ogoh yang dibawakan, yang diikuti dengan sorakan penyemangat dari para guru-guru pendamping dan orang tua mereka amsing-masing. Dengan mengambil start di Taman Kota Lumintang, barisan parade ogohogoh ini melintasi rute Jalan Mulawarman menuju Jalan Majapahit yang menjadi tontonan menarik bagi masyarakat yang melintasi jalan tersebut. Hadir juga dalam kesempatan ini Anggota DPRD Kota Denpasar AAN Gde Widiada, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar IGN Eddy Mulya, Camat Denpasar Utara Nyoman Lodra.

“Kegiatan pawai ogoh-ogoh ini memang di adakan setiap tahunya, guna memupuk konsep wawasan budaya kepada anak-anak dan mengembangkan kreatifitas sejak dini serta mengenalkan budaya Bali, sehingga mereka memiliki kepribadian melalui pengenalan budaya sedini mungkin,” ujar Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra. Dengan memperkenalkan budaya sejak dini diharapkan anakanak memiliki karakter dan memahami tentang makna budaya Bali salah satunya melalui perayaan Hari Suci Nyepi lewat gelaran parade ogohogoh setiap tahunnya, serta diharapkan parade ini dapat memupuk rasa kebersamaan sejak dini .

Rai Mantra juga mengapresiasi kepada anak-anak PAUD dan guru-guru karena sudah mengolah bentuk dan rupa ogog-ogoh dengan menggunakan anyaman bambu serta kertas temple baik bekas produk semen maupun koran semedikian rupa tanpa menggunakan bahan sterofom. Walaupun masih dalam masa transformasi, seperti diketahui sterofom ini dapat mengganggu lingkungan hidup karena proses daur ulangnya sangat sulit. Oleh sebab itu untuk masyarakat dihimbau kembali untuk menggunakan bahan anyaman bambu untuk pembuatan ogoh-ogoh kedepannya.

Sementara Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia  (IGTKI) Kota Denpasar, Ni Made Aryaningsih mengatakan tujuan dari parade ogohogoh yang dilaksanakan setiap tahunnya untuk memupuk rasa cinta seni budaya sejak dini, serta memberikan pemahaman kepada anakanak tentang makna perayaan Hari Suci Nyepi. Peserta yang mengikuti parade ogohogoh kali ini dari beberapa gugus yang tersebar diempat kecamatan se-Kota Denpasar, sebanyak 60 ogohogoh yang terdiri dari 48 ogohogoh perwakilan gugus, dan 12 ogohogoh dari partisipasi lembagai pendidikan anak usia dini di Kota Denpasar. Disamping itu kegiatan ini juga untuk mendukung Denpasar sebagai Kota Budaya dan Kota Layak Anak yang dilakukan dengan melibatkan seluruh anakanakmelalui kegiatan seni dan budaya, serta memberikan ruang kreativitas kepada anakanak usia dini. “kami memberikan mereka kesempatan untuk mengenal budaya Bali sejak dini, baik dalam kegiatan perayaan Hari Suci Nyepi, maupun memberikan ruang kreativitas lewat kegiatan budaya lainnya,” ujar Aryaningsih.RED-MB