2013 Pariwisata Bali Diprediksi Anjlok
Meski Bali masih memiliki daya tarik bagi wisatwan, kondisi pariwisata Bali digempur oleh pembangunan fasilitas pariwisata berlebih. Pembangunan hotel di Bali seperti tak terbendung. “Ijin pembangunan hotel begitu mudah. Hanya memiliki areal tanah yang kurang dari 20 are sudah bis membangun hotel dengan ratusan kamar tanpa kebun, tidak ada parkir yang cukup dan itu banyak bertaburan di sekitar Jalan Raya Sunset Road, Jalan Raya Kuta sampai Kerobokan dan Seminyak. Katanya minimalis tapi ugly pemberi ijin tidak punya taste itu,” tegas mantan Ketua Asosiasi Pariwisata Indonesia (Asita) Bali ini.
Dengan adanya penambahan pembangunan hotel bintang tiga justru malah akan membuat kondisi pariwisata Bali lebih suram lagi. “Kita tidak usah banyak kamar. Dari tamu yang kita perlukan dollarnya, revenuenya. Coba duduk berpikir sejenak seperti dua tahun lalu, Bali dijejali lebih banyak manusia lagi. Apakah revenuenya bertambah? Pembangunan kita ini akan salah dan terbukti masih banyak orang miskin di kampung, keseimbangan ini makin menjauh tidak sesuai dengan Tri Hita Karana,” papar Aloysius.
Apalagi, tingkat okupansi hotel bintang tiga ke bawah rata-rata setahun sebesar 34 persen dan hotel bintang lima okupansinya hampir mencapai 70 persen. “Untuk hotel bintang lima dan lima plus tidak ada masalah, karena mereka punya market yang cukup. Sebelum pembangunan kamar ini kita sudah overload. Dengan suburnya pembangunan hotel, harga kamar pasti turun. Manusia tidak hanya bawa dollar tapi bawa sampah pemikiran,” tutupnya. BOB-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.