Foto: Ayah I Wayan Ada, mengenang anaknya lewat foto terakhirnya. 
Kini pihak keluarga tengah menanti kedatangan jenasah, yang diperkirakan akan datang pada Kamis mendatang.
Dua pekerja magang asal Desa Pempatan, Karangasem Bali, Wayan Ada dan Wayan Ariana, tewas tenggelam di sungai Sungai Warashina Perfektur Shizuoka, Minggu (4/8/2019).
Dua Sahabat ini, dipekerjakan sebagai kuli konstruksi bangunan, di 2 perusahaan yang berbeda di Jepang. Di temui media ini, Susasana duka menyelimuti rumah 2 korban, di Lingkungan Gunggung dan Dusun Waringin, Desa Pempatan , Kecamatan Rendang Karangasem.
Bahkan, I Nengah Parsi (70) Nenek dari Korban I Wayan Ada, tak henti menangisi cucunya, yang juga sebagai tulang punggung keluarga tersebut. “Sehari sebelum kejadian, dia masih sempat menelfon, bilang akan merayakan Kuningan sama teman-temannya,” kenang Parsi. Ia tak pernah menyangkan itu adalah komunikasi terakhirnya.
Terkait sosok Ada, Parsi mengungkapkan, telah mengasuh Ada sejak umur 20 bulan, karena telah di tinggal sang Ibu. Ada pamit bekerja di Jepang, untuk mencari modal mewujudkan mimpinya menjadi Guru TK. “Di Jepang di kontrak 3 tahun, setelah itu dia rencana mau kuliah guru dari penghasilannya,” ungkapnya.
Suasana yang sama juga terjadi, di Rumah Wayan Ariana, orang tuanya, Wayan sudani dan Wayan rustini tak henti menangisi anak semata wayangnya. “Padahal tinggal 6 bulan lagi anak saya mau pulang, karena kontraknya habis,” tutur ayah korban Ariana, Sudani.
Kini pihak keluarga tengah menanti kedatangan jenasah, yang diperkirakan akan datang pada Kamis mendatang. “Nanti rencana akan kami kubur di setra  setempat,” tutur Sudani.  (MY)