Bocah-bocah pengungsi berlomba lari berpasangan dengan mahasiswa mahasiswa MKN Angkatan X Unud.
Bocah-bocah pengungsi berlomba lari berpasangan dengan mahasiswa mahasiswa MKN Angkatan X Unud.

Karangasem, (Metrobali.com) –

Setelah tiga pekan dalam pengungsian, warga yang terdampak ancaman erupsi Gunung Agung lambat-laun mulai beradaptasi.  Seperti yang terlihat di Pos Pengungsian Pasar Manggis Karangasem. Di lokasi yang dirancang sebagai pasar seni untuk menunjang Dermaga Tanah Ampo tersebut, terdapat 643 orang pengungsi.
‘Manajemen pengungsian’ sudah dijalankan dengan pembagian tugas pada para pengungsi, seperti ibu-ibu yang bergiliran bertugas di dapur umum. Sementara di siang hari bapak-bapak lebih banyak kembali ke desa asalnya untuk mengurus beberapa ternak yang ditinggalkan. “Kalau untuk anak-anak, semuanya sudah ditampung di sekolah dan PAUD terdekat,” ungkap Koordinator Posko Pasar Seni Manggis, I Wayan Partika Suyasa yang juga Perbekel Manggis.
Namun tak bisa dipungkiri para pengungsi ini kerap dilanda jenuh lantaran meninggalkan kampung halamannya. Untuk itulah Partika Suyasa menyambut gembira partisipasi masyarakat luas yang member hiburan bagi warga pengungsian.  “Selain bantuan berupa barang, hiburan bagi para pengungsi memang diperlukan,” kata Partika Suyasa di tengah-tengah baksos mahasiswa Magister Kenotariatan (MKN) Universitas Udayana (Unud) pada Jumat (13/10) siang.
Baksos yang dilakukan oleh 40 mahasiswa MKN Angkatan X Unud ini memang unik. Selain menyerahkan bantuan berupa barang di antaranya perlengkapan dapur, sapu, tikar dan bahan pangan, dilakukan juga acara bermain bersama puluhan bocah pengungsi. “Kami sengaja menggelar acara baksos dengan mengajak anak-anak bergembira dengan mengadakan permainan-permainan dengan hadiah bagi mereka,” kata Pebri Dirgantara, Koordinator Baksos MKN Unud.
Ada sekelompok bocah yang asik mewarnai dengan kreativitas dari dedaunan, ada yang diajak main tebak-tebakan. Bukan itu saja, permainan yang mengutamakan kekompakan juga dilakukan oleh bocah-bocah. Bahkan mereka dibuat terpingkal-pingkal saat lomba lari, dimana tiap bocah berpasangan dengan kakak-kakak mahasiswa MKN dengan lari dalam kondisi kaki diikat.
Sebelumnya di tempat terpisah, Kepala Jurusan/Program Studi MKN Unud Dr Desak Putu Dewi Kasih SH MHum juga mensupport baksos yang dilakukan oleh mahasiswa MKN Unud yang tahun ini akreditasinya sudah berstatus A. “Saya mengapresiasi kegiatan ini,” kata Dewi Kasih.
Posko Pengungsian Pasar Manggis menjadi posko penampung pengungsian terbanyak di wilayah Manggis. Selain di sini, ada sejumlah pos lainnya di  antaranya Pos Pegubugan (75 pengungsi), Siig (40), Bakung (93), Pande (242) Belong (227), Kawan (133), Tengah (224), Kelodan (203), Yehpoh (201), Buitan (326), Apityeh (134), Pos Bale Masyarakat (299). “Jadi total pengungsi di Desa Manggis mencapai 2.839 orang,” kata Partika Suyasa. JAK-MB